Amerika Serikat (AS) pada Rabu (12/4/2023) memberlakukan sanksi terhadap setidaknya empat entitas yang berbasis di Turki. Mereka dituding melanggar kontrol ekspor AS dan membantu upaya perang Rusia.
Dilansir Reuters, Sanksi yang menyasar perusahaan elektronik dan pedagang teknologi yang diduga telah membantu mentransfer barang “penggunaan ganda” itu adalah bagian dari paket sanksi global terhadap lebih dari 120 entitas yang diumumkan oleh Departemen Keuangan AS.
Washington dan sekutunya memberlakukan sanksi ekstensif terhadap Rusia setelah invasi, tetapi saluran pasokan dari tetangga Laut Hitam Turki dan pusat perdagangan lainnya, termasuk Hong Kong dan Uni Emirat Arab, tetap terbuka.
Seorang pejabat pemerintah AS mengatakan kepada Reuters bahwa sanksi tersebut menargetkan entitas dan orang-orang di sektor maritim dan perdagangan Turki yang “terutama” milik Rusia atau terkait dengan Rusia.
“Ini dimaksudkan sebagai tembakan peringatan dalam fase yang berkembang dalam menegakkan kontrol ekspor,” kata pejabat itu, yang meminta namanya tidak disebutkan.
Adapun, Turki yang juga anggota NATO telah berusaha untuk menjaga hubungan baik dengan Moskow dan Kyiv selama perang Ukraina.
Mereka menentang sanksi Barat pada prinsipnya dan mengatakan tidak ada produk yang dikirim yang dapat digunakan oleh militer Rusia. Bulan lalu Turki bertindak untuk menghentikan transit barang yang disetujui Barat ke Rusia.
Departemen Keuangan AS mengatakan telah menunjuk perusahaan elektronik Azu International, yang katanya mengirimkan chip komputer asing ke Rusia.
Menurut catatan bea cukai Rusia, pada Desember lalu, Reuters melaporkan bahwa Azu telah mengekspor komponen senilai setidaknya US$ 20 juta ke Rusia, termasuk chip yang dibuat oleh pabrikan AS.
Departemen Keuangan juga menunjuk Dexias, sebuah produk industri dan perusahaan perdagangan yang katanya bertindak sebagai perantara entitas Rusia yang terkena sanksi.