Bos BVT Ungkap Pentingnya Jaga Keberlanjutan Bisnis Startup

Bhumi Varta Technology

Pendiri dan Investor Bhumi Varta Technology (BVT), Martyn Terpilowski mengungkapkan sebagian permasalahan yang terjadi di dunia startup disebabkan oleh bisnis yang dikelola oleh pihak yang kurang berpengalaman.

Hal ini diungkapkannya dalam Squawk Box CNBC Indonesia “Bootstrapping, Sustainability, Technology” pada Rabu (12/4/2023).

“Saat berencana membuat perusahaan yang bisa bertahan lama, kurang dari 5% pendiri dan VC akan menjalankan bisnis mereka atau investasi seperti yang biasa mereka lakukan, namun sayangnya ketika hal ini kemudian digabungkan dengan kurangnya pengalaman, munculah berbagai permasalahan yang terjadi di ekosistem startup seperti sekarang ini,” ujar Martyn dalam keterangan tertulis, Rabu (12/4/2023).

Selain itu, menurutnya suatu perusahaan juga tidak boleh dinilai hanya berdasarkan potential market size nya saja, sebab hal tersebut akan sulit terlebih di market dimana sudah banyak perusahaan yang berada di pasar tersebut, dan mayoritas menggunakan strategi yang sama, misalnya memberikan diskon.

“Menurut saya, untuk jangka panjang, hal itu tidak akan berhasil. Kita perlu mulai melihat dan belajar tentang fundamental bisnis,” tambah Martyn.

Untuk mendulang sukses, menurutnya segala jenis bisnis harus berfokus untuk membangun bisnis yang bisa bertahan dalam jangka waktu lama. Karena menurutnya, bisnis adalah tentang unique selling point dan profit.

“Jalankan bisnis seperti kita akan memilikinya hingga seratus tahun ke depan, dengan cara tersebutlah kita bisa membuat keputusan bisnis jangka panjang yang lebih baik,” jelasnya.

Selain itu, agar bisa mendulang keberhasilan, suatu bisnis dikatakannya juga harus memiliki suatu strategi keberlanjutan dan wajib untuk mendigitalisasi bisnis mereka. Untuk itu, BVT hadir mengatasi solusi ini dengan menyediakan teknologi big data location analytics hadir untuk membantu bisnis mempercepat jalan tercapainya visi dan misi suatu bisnis.

Sebagaimana diketahui, sejak berdiri pada 2018, BVT telah menjadi perusahaan penyedia teknologi geospasial, big data, dan location analytics terkemuka di Indonesia. Teknologi ini bisa dimanfaatkan oleh berbagai industri dan bisnis mulai dari Food & Beverage, ritel, Supply Chain, pertanian, lingkungan, hingga pemerintahan.

“Kami membantu bisnis dari berbagai sektor untuk membuat keputusan bisnis yang lebih baik dengan menggabungkan data mereka dengan data yang kami miliki,” pungkasnya.

Menurutnya, teknologi software yang dimiliki BVT dapat membantu bisnis untuk meningkatkan tingkat kesuksesan ekspansi yang pelaku usaha tengah lakukan. Misalnya saja perusahaan F&B ingin membuka cabang baru, software BVT akan mengidentifikasi dan menemukan lokasi strategis untuk mereka lewat Platform LOKASI Intelligence.

Platform tersebut dilengkapi dengan beragam data seperti Point of Interest (POI), telco data, sosial ekonomi status (SES), dan data disaster yang bisa digunakan oleh pelaku usaha untuk membuat perencanaan marketing yang tepat dan meminimalisir resiko ekspansi.

Selain itu, layanan teknologi geospasial di Indonesia memiliki peluang pasar yang besar dan akan terus tumbuh kedepannya, mengingat teknologi ini dibutuhkan dalam menunjang keputusan bisnis maupun kebijakan.

“Digitalisasi adalah sesuatu yang banyak diinginkan oleh semua pihak termasuk perusahaan swasta dan pemerintah. Terlebih, pemerintah saat ini sedang mencari software buatan lokal. Kami membangun deep technology di Indonesia yang dibuat oleh orang Indonesia, di Indonesia, dan untuk Indonesia,” pungkas Martyn.

Sebagai informasi, BVT kini memiliki lebih dari 150 karyawan dan berbagai klien baik dari perusahaan swasta di Indonesia seperti Astra, XXI, Janji Jiwa, Tower Bersama Group, maupun badan pemerintahan seperti Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan BSSN.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*