Badai Hantui RI Pekan Depan, Investor Perlu Waspada!
Pekan depan, pasar keuangan Indonesia akan diramaikan oleh debat calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres). Selain itu, rilis data ekonomi baik domestik maupun luar negeri bakal turut mempengaruhi pasar keuangan RI.
Warna-warni kabar ini diikuti oleh https://slots-kas138.store/ tanda-tanda ekonomi China yang melambat. Pada Sabtu (9/12/2023) kemarin, China merilis data Consumer Price Index (CPI) yang tercatat kembali mengalami deflasi 0,5% (year on year/yoy). Angka ini lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yakni deflasi 0,2% yoy.
Penurunan ini merupakan penurunan CPI tercepat sejak November 2020, seiring dengan penurunan harga pangan pada laju terkuat dalam dua tahun terakhir (-4,2% vs -4,0% di bulan Oktober) di tengah penurunan harga daging babi yang lebih lanjut.
Lebih lanjut, Producer Price Index (PPI) China juga mengalami deflasi 3% yoy pada periode November 2023 atau lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yakni deflasi 2,6% yoy.
Sementara pada Senin (11/12/2023), Bank Indonesia (BI) akan merilis data penjualan ritel yang menurut Trading Economics diproyeksikan meningkat dari 1,5% yoy pada September menjadi 1,9% yoy pada Oktober 2023.
Sebelumnya, pertumbuhan penjualan meningkat untuk pakaian (13,6% vs 8,1% di bulan Agustus) dan bahan bakar (9,9% vs 1,4%) sementara suku cadang & aksesoris otomotif meningkat tajam (11,5% vs -0,9%). Sementara itu, penjualan makanan terus meningkat (2,3% vs 3,4%).
Pada Selasa (12/12/2023), Amerika Serikat (AS) akan merilis data inflasi dan inflasi inti baik secara month to month/mtm maupun yoy.
Konsensus berekspektasi bahwa inflasi inti akan tetap di angka 4% yoy pada November. Sedangkan inflasi akan sedikit melandai ke anga 3,1% yoy atau 0,1 percentage point lebih rendah dibandingkan periode Oktober di angka 3,2% yoy.
Jika inflasi dan inflasi inti AS dapat terkontrol dan terus melandai, hal ini mengindikasikan bahwa suku bunga bank sentral AS (The Fed) tidak perlu dinaikkan dan akan menjadi angin segar bagi pasar keuangan domestik karena capital inflow berpotensi mengalir deras.
Di tanggal yang sama, akan diselenggarakan debat capres cawapres untuk pertama kalinya dari total lima debat yang akan dilaksanakan sebelum pilpres pada Februari 2024. Tema yang akan diangkat untuk debat perdana ini yakni Hukum, HAM, Pemerintahan, Pemberantasan Korupsi, dan Penguatan Demokrasi.
Nantinya debat akan ditayangkan di stasiun TV nasional dengan total durasi 150 menit. Debat akan dapat dibagi menjadi enam segmen.
Pada segmen pertama adalah pembukaan, pembacaan tata tertib dan penyampaian visi, misi, dan program kerja. Di segmen kedua bakal ada pendalaman visi, misi, dan program kerja.
Lalu di segmen ketiga, moderator akan menjelaskan kembali pendalaman visi, misi, dan program kerja. Di segmen keempat dan kelima, pasangan capres dan cawapres akan melakukan tanya jawab dan sanggahan.
Sementara pada Kamis (14/12/2023), The Fed akan merilis data suku bunga acuannya. Untuk diketahui, saat ini suku bunga The Fed berada di angka 5,25-5,5%.
Perangkat CME FedWatch pun memproyeksikan bahwa The Fed tidak akan menaikkan suku bunganya lagi pada pertemuan Desember 2023 dan Januari 2024.
Bahkan survei pelaku pasar CME FedWatch sebesar 49,3% menunjukkan The Fed akan mulai memangkas suku bunganya untuk pertama kalinya pada Mei 2024 sebesar 25 basis poin (bps).
Foto: Meeting Probabilities
Sumber: CME FedWatch Tool |
Terakhir di Jumat (15/12/2023), menjadi hari di mana Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data ekspor-impor dan neraca dagang. Sebelumnya, neraca dagang Indonesia masih tercatat surplus US$ 3,48 miliar dari sebelumnya US$ 3,42 miliar dan merupakan surplus 42 bulan beruntun.
Surplus yang beruntun ini menjadi hal positif bagi Indonesia karena artinya ekspor masih jauh lebih besar dibandingkan impor dalam memenuhi kebutuhan domestik.